Aqidah Ahlussunnah Terhadap Para Sahabat –radhiyallahu anhum-

Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurah atas Rasulullah, keluarga, sahabat serta pengikutnya.

Dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah tentang ‘adalah para sahabat

Sisi ‘adalah (takwa dan amanah) para sahabat termasuk persoalan aqidah yang bersifat qath’I (pasti), atau bagian dari agama yang diketahui secara jelas dan mendasar. Hal ini banyak ditunjukkan dalam dalil-dalil dari Al Qur’an maupun As Sunnah.

Diantara dalil dari al Qur’an, Allah berfirman:

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحاً قَرِيباً

Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS Al Fath: 18)

Ayat ini menunjukkan bukti adanya tazkiyah (rekomendasi) dari Allah kepada para sahabat. Sebuah rekomendasi yang tidak mungkin diberikan atau diberitakan kecuali oleh Allah karena berkaitan dengan isi hati para sahabat yang berupa keridhaan Allah kepada mereka. Orang yang telah diridhai oleh Allah tidak mungkin mati dalam keadaan kafir karena yang menjadi ukuran adalah saat kematian. Ibnu Taimiyah berkata, “Keridhaan Allah adalah sifat qadimah (sejak awal), Allah tidak akan meridhai seseorang kecuai Dia tahu bahwa orang itu akan mati dalam keadaan yang diridhaiNya. Siapa yang diridhaiNya maka Allah tidak akan murka kepada mereka selama-lamanya. Dan setiap yang dikabarkan mendapat keridhaanNya maka ia adalah penghuni surga” [Ash-Sharim Al-Maslul hal 572-573] Continue reading